Penetrant Test

Published on July 2016 | Categories: Documents | Downloads: 73 | Comments: 0 | Views: 1349
of 8
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

Penetrant Test
Leave a comment » BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN 1.1.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan pengujian Non-destructive test dengan beberapa metoda pengujian. 1.1.2 Tujuan Khusus Mahasiswa mampu melakukan pengujian dengan menggunakan liquid penetrant. 1.2 DASAR TEORI Pengevaluasian atau inspeksi terhadap suatu discontinuity pada material perlu dilakukan secara rutin untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan juga akan mempermudah perawatannya. Untuk melakukan pengevaluasian atau inspeksi tersebut diperlukan suatu metoda pengujian yang kiranya mampu mendeteksi keberadaan discontinuity pada suatu material. Uji liquid penetrant merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT (Non-Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan. Uji liquid penetran ini berfungsi untuk mengetahui discontinuity halus pada permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran. Pada prinsipnya metoda pengujian dengan liquid penetrant memanfaatkan daya kapilaritas. Liquid penetrant dengan warna tertentu (merah) meresap masuk kedalam discontinuity, kemudian liquid penetrant tersebut dikeluarkan dari dalam discontinuity dengan menggunakan cairan pengembang (developer) yang warnanya kontras dengan liquid penetrant (putih). Terdeteksinya discontinuity adalah dengan timbulnya bercak-bercak merah (liquid penetrant) yang keluar dari dalam discontinuity. Discontinuity yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah discontinuity yang bersifat mikro yaitu discontinuity yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Deteksi discontinuity dengan cara ini tidak terbatas pada ukuran, bentuk dan arah discontinuity, struktur bahan maupun komposisinya. Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas, misalnya :

1. Keretakan atau kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakan tersebut merembat hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakan yang ada dibawah permukaan benda, tidak akan terdeteksi dengan menggunakan metoda pengujian ini. 2. Pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan indikasi palsu. 3. Metoda pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-benda hasil hasil metallurgy yang kurang padat. Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja, tetapi juga pada keramik, plastic, gelas dan benda-benda hasil powder metallurgy. Metoda pengujian liquid penetran ini diklasifikasikan sesuai dengan cara pembersihannya, yaitu : 1. Water Washable Penetrant System Sistem liquid penetrant ini dapat berupa fluorescent. Proses pengerjaannya cepat dan efisien. Pembilasan harus dilakukan secara hati-hati, karena liquid penetran dapat terhapus habis dari permukaan yang discontinuity. 2. Post Emulsifible System Biasa digunakan untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil, menggunakan penetrant yang tidak dapat dibasuh dengan air. Penetrant jenis ini dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang dibiarkan pada permukaan spesimen. 3. Solvent Removable System Solvent removable sistem digunakan pada saat pre cleaning dan pembasuhan penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan penetrant secara optimum dapat dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dengan lap yang telah dilembabkan dengan solvent. Tahap akahir dari pengelapan dilakukan dengan menggunakan kain kering. Klasifikasi liquid penetrant berdasarkan pengamatannya : 1. Visible Penetrant Pada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini ditunjukkan pada penampilannya uang contrast terhadap latar belakang warna developernya. Proses ini tidak membutuhkan pencahayaan ultra violet, tetapi membutuhkan cahaya putih yang cukup untuk pengamatan. 2. Fluorescent Penetrant Liquid penetrant ini adalah yang dapat berkilau bila disensivitas fluorescent penetrant bergantung pada kemampuannya untuk menampilkan diri terhadap cahaya ultra violet yang lemah pada ruangan yang gelap. 3. Dual Sensitivity Penetrant Pada system ini, specimen yang telah mengalami pengujian, untuk mengetahui cacat di permukaannya dengan cara dilihat melalui bantuan cahaya lampu dengan kekuatan minimal 100 Fc. Tetapi apabila dengan cara itu tidak ditemukan cacat permukaan maka dilihat di dalam ruang gelap dengan bantuan sinar ultraviolet. BAB 2

METODOLOGI 2.1 Alat dan Bahan 2.1.1 Alat
       

penggaris lap photo stop watch lampu lux meter hand grinding sikat besi

2.2.2 Bahan
  

Cleaner (SKC – S Magnaflux) Liquid Penetrant (SKL – SP 11 Magnaflux) Developer (SKD – NF / ZP 9)

Cleaner (kiri), Liquid Penetrant (Tengah) dan Developer (kanan) 2.2 Prosedur Percobaan 2.2.1 Menentukan Teknik Uji Liquid Penetrant Sebelum percobaan dilakukan ditentukan terlebih dahulu teknik yang digunakan dalam Liquid Penetrant Test, yaitu dengan menggunakan Solvent Removable penetran atau post emulsifible penetran atau water washable penetran. Pada pengujian penetran ini kami menggunakan solvent removable penetran. 2.2.2 Pre Celaning Pertama-tama material uji dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan cleaner (SKC – S Magnaflux) dari oil lemak-lemak dan kotoran dan lain-lain. Setelah material uji dibersihkan dengan cleaner kemudian material uji dilap hingga benar-benar bersih.Hal ini perlu dilakukan agar liquid penetrant dapat meresap masuk kedalam discontinuity dengan baik.

Pre Cleaning 2.2.3 Penentuan Dwell Time Sebelum dilakukan penyemprotan liquid penetrant terlebih dahulu ditentukan Dwell Time yang digunakan untuk proses penetrasi liquid penetrant dengan baik. Dwell Time ditentukan dengan menggunakan table standard dari ASME section V article 6, berdasarkan bahan yang digunakan. Karena material ujinya berupa baja maka Dwell Time minimumnya adalah 5 menit. 2.2.4 Aplikasi Liquid Penetrant Setelah itu dilakukan penyemprotan liquid penetrant ke material uji. Warna liquid penetrant yang digunakan berbeda (kontras) dengan warna developer yang digunakan supaya dapat diketahui secara visual discontinuity yang ada. Biasanya liquid penetran menggunakan warna merah.

Aplikasi Liquid Penetrant 2.2.5 Pembersihan sisa liquid penetran

Setelah 10 menit liquid penetrant yang telah disemprotkan pada material uji dibersihkan bagian atasnya (permukaannya) dengan menggunakan lap kering. Setelah itu agar permukaan material uji lebih bersih dari liquid penetrant maka permukaan material uji dibersihkan dengan lap ataupun kertas penyerap yang dilembabkan dengan cleaner untuk membersihkan permukaan spesimen hingga tidak ada lagi sisa penetrant yang ada kecuali yang meresap di dalam discontinuity.

Pembersihan sisa penetrant pada permukaan specimen

Logam material yang telah dibersihkan dari liquid penetrant. 2.2.6 Aplikasi developer Setelah itu barulah disemprotkan developer ke material uji dengan jarak penyemprotan ± 25 centimeter sehingga diperoleh penyemprotan yang rata ke seluruh permukaan material uji. Kemudian ditunggu selama minimal 10 menit hingga benar-benar diperoleh hasil yang baik.

Aplikasi Developer Setelah itu diamati adanya warna liquid penetrant yang tampak karena terangkat keluar ke permukaan oleh developer. Warna yang tampak tersebut kemudian diukur panjangnya dan didokumentasikan untuk diperoleh data yang lebih baik mengenai discontinuity yang diperoleh dari pengujian Non-Destructive Test dengan menggunakan Liquid Penetrant. BAB 3 ANALISA DATA 3.1 Data Hasil Percobaan

No

Part / Item

Size (mm) 3 x 1.5 2 x 1.5 10 x 7.5 1.5 x 1.5 5.5 x 4.5 3x3 4 x 2.5 1.5 x 1 1x1 5 x 4.5

Type of defect Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded Rounded

Result Accepted √ √ √ √ √ √ √ -

Remark Reject √ √ √

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Weld Part Weld Part Weld Part Weld Part Weld Part Weld Part Weld Part Weld Part Weld Part Weld Part

Tabel Data Percobaan

Pada percobaan ini kami menggunakan dwel time untuk precleaning 5 menit, untuk liquid penetran 5 menit, dan untuk aplikasi developer 10 menit. Selain itu pada percobaan ini kami menggunakan lampu visible Light sensor DIX-555 A(spectrolie made in USA),menggunakan lampu PHILIPS 15 WATT dengan intensitas cahaya 130 Fc. Untuk mendapatkan intensitas cahaya tersebut maka kami atur jarak antara lampu (sumber cahaya) dan material adalah 15 cm. Dari data di atas maka material ini mengalami beberapa diskontinuity permukaan type rounded yang harus diperbaiki. 3.2 Gambar Hasil Percobaan

Discontinuity pada Weld Part BAB 4 PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Pada percobaan pengujian material weld part yang menggunakan pengujian penetran type visible dengan metode solvent removable ini, kami menggunakan bantuan pencahayaan dengan lampu PHILIPS 15 WATT dengan intensitas pencahayaan 130 Fc. Dari percobaan tersebut kami menemukan ada beberapa discontinuity permukaan yang antara lain panjangnya 3 – 4 mm dan lebarnya 1,5 – 3 mm. Jarak antara discontinuity permukaan tersebut bervariasi. Maka harus dilakukan perbaikan pada discontinuity permukaan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Harsono, Dr, Ir & T. Okamura, Dr, (1991), Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradya Paramita, Jakarta

Dosen Metallurgi, (1986), Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI, ITS ASME Section V Article 6. Budi Prasojo, ST (2002), Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, PPNS-ITS

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close